Rabu, 08 Mei 2013

Octane Booster dan Fuel Additive


Apa perbedaan Octane booster dan Fuel Additive ? Nanti akan di load artikel tentang ini dari Ir. Irwanto D.A. Namun secara singkatnya begini.
Oktan booster cenderung fokus kepada peningkatan performance, sedangkan Fuel additive cenderung mengarah kepada stabilizer bahan bakar. Biasanya oktan booster akan membuat bahan bakar lebih mudah terbakar agar tenaga lebih cepat dihasilkan. Dan tentunya memberi bahan antiknock mencegah gelitik. Sedangkan Fuel additive bersifat 60 persen performa, 40 persen treatment. Performa tidak akan seketika meningkat drastis. Fuel additive bersifat netral dan bergantung kepada kondisi mesin. Ciri utama perbedaan oktan booster dan fuel aditif adalah DOSIS. Oktan booster banyak terbuat dari kimia alkohol dan dosisnya rata2 5-15 persen jumlah bensin ( seperti bahan bakar E10 ). 
Sedangkan Fuel additive dosisnya hanya sedikit karena memang tidak fokus kepada performa semata, melainkan treatment juga.Bahannya beragam dari kimia sampai pada herbal. Oktan booster yang mengandung kompon kurang baik dalam mencegah gelitik biasanya mengandung unsur " bubuk" sehingga harus di kocok terlebih dahulu. Ada juga yang mengandung pewarna. Ciri paling keliatan adalah WARNA BUSI yang tidak netral. Indikator busi akan sulit terlihat bagaimana kondisi sebenarnya ruang bakar.
Coba bandingkan contoh pemakaian octane booster dan fuel additive pd gambar busi di bawah ini:

 
 
 Pada dasarnya semua kimia atau herbal untuk campuran bahan bakar disebut fuel additive. Namun mereka memiliki golongan dan penggunaannya sendiri. Jadi, harus paham masing2 golongan mereka sebelum kita menilai apa itu aditif.
 
 Additive yang sifatnya treatmen FULL adalah seperti anticarbon, engine flush, dll. Cenderung tidak mengizinkan objek untuk beraktivitas lama dengan additive ini karena sifatnya yang keras dan membersihkan sekejab. Bila di gunakan sambil beraktivitas lama cenderung memberi efek negatif. Karena itu additive jenis ini biasanya memiliki ciri, hanya 5-10 menit digunakan lalu dibuang bersama cairan lain seperti oli atau lainnya.
 
Sumber : Dave Heaven

4 komentar:

  1. Setau saya, zat aditif merk ******* dibuat dr minyak atsiri (info dr spesifikasi produknya)…

    Untuk agan2 ketahui saja, mnyak atsiri adlh komponen minyak yg mudah menguap hasil ekstraksi dr bbrp jenis tanaman

    Ane taun lalu pkl di p#rtaminum, dan meneliti pengaruh penambahan minyak atsiri thdp angka oktan solar!! Memang angka oktan bertambah, namun campuran keduanya menghasilkan residu carbon yg lebih banyak!!

    minyak atsiri sendiri umumnya memang memiliki rantai C yang lebih pendek dr rantai C bensin, namun minyak atsiri memiliki ikatan rangkap yg lebih banyak drpada bensin!!!

    Ikatan rangkap minyak atsiri yg lebih banyak menyebabkan angka oktan (minyak atsiri) lebih tinggi, lebih susah terbakar dan akan menyebabkan residu karbon lebih banyak (silakan test pake alat MCR=micro carbon residu), kalo gak percaya silakan agan2 uji sendiri di lembaga riset perminyakan (le#migas) di jaksel

    Selain itu, (yang lebih parah!!!!) apabila proses ekstraksi dan purifikasi produk ******* asal2an, dan tidak memenuhi standar, kemungkinan besar getah (gum) yg berasal dr tanaman yang diekstrak akan terikut dan tercampur ke dalam produk!!!!

    Gum adalah fraksi berat dr minyak atsiri… Mengandung rantai C yg lebih banyak dan juga senyawa2 korosif seperti sulfur!!!!

    alasan kedua ini yang lebih berrrrbahaya!!! Tau sendiri gmn jadinya kalo getah (gum) yg mengandung sulfur ikut terbakar di ruang bakar!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mksh Pencerahannya bro Anonim
      sdh liat hasil Lab Norival?
      Norival udah diuji di lab yg terpercaya dan menurut hasil lab angka gum dan sulfur dibawah dari angka yg mmbahayakn dan sdh byk yg mmbuktikan melalui tes dyno dan ada bbrapa yg sudah mmposting hasil pembakaran Premium + Norival pd ruang bakar mesinnya
      bgmn anda bisa mengambil kesimpulan Norival diolah dng asal2an dan tdk memenuhi standar?

      Hapus
    2. bisa minta data dynotest , hasil lab kandungan sulfur dan gum
      dengan dosis yg sangat kecil pengaruhnya bisa dicheck nggak dy dyno test sebelum dan sesudah ditambahin norival ?
      norival diesel, premium maupun yang agressor ...
      sy belum pernah pakai cuma sering ditawarin ..bisa dijelaskan beda masing-masing jenis additive norival tsb?

      Hapus
    3. Tes menggunakan Dynojet 250i milik Aero Speed di Jl. H Nawi Raya, No. 74, Jakarta Selatan, telepon (021) 7201190. Menggunakan Yamaha Scorpio 2005 karbu PE 28. Pilot-jet 55 dan main-jet 115.

      Running pertama hanya Premium. Daya yang didapat 17,21 HP, tapi di rpm bawah, grafik power pertama alami penurunan karena campuran bahan bakar terlalu kaya. “Tapi, di rpm 5.500, grafik AFR berada di 1 : 14,” terang Mohamad Yuda alias Gendung sebagai operator Dynotest.

      Kondisi campuran ideal 1 : 14,7. Artinya 1 molekul bensin terbakar tuntas dengan 14,7 molekul udara. Namun realnya supaya motor adem dan awet pasnya 1 : 13. Lebih banyak bensin.

      pengujian norival oleh tabloid motorplus Tes kedua, campuran bensin dan aditif dimasukkan ke tabung khusus agar takarannya jelas. Tabung diisi Premium 500 ml dicampur 1 tetes cairan Norival Gold.

      Motor kembali dites dan hasilnya power alami kenaikan jadi 17,59 HP. Bahkan grafik AFR menuju titik 1 : 13,5. Menandakan campuran jadi basah atau kaya bensin, spuyer minta dikecilin. Menggunakan aditif jadi lebih irit, asal spuyer dikecilin 1 step. Atau minimal harus seting setelan angin. Supaya tidak terlalu kaya bensin yang berakibat malah boros dan berkerak.

      Terakhir, tes Pertamax murni. Hasilnya, di putaran bawah grafik AFR menunjukan masih terlalu kaya, namun terus melonjak mendekati perbandingan ideal. Dan power yang didapat 17,65 HP atau 0,06 HP lebih kecil dari Premium yang ditetesi cairan. Tapi, angka ini sangat kecil Bisa dikatakan bias. (motorplus-online.com) Penulis : Panji | Teks Editor : KR15 | Foto : Dok.motor Plus (Sumber: tabloid motorplus)

      lbh jelasnya liat di link ini bag hasil dino test ol tabloid motor plus

      Hapus