Rabu, 24 Juli 2013
Senin, 22 Juli 2013
SUDAH PAKE PERTAMAX KOK MASIH NGELITIK (RON dan MON)
Bensin……..cairan ajaib yang banyak dibicarakan orang
baik pada pengeborannya, prosesnya pembuatannya, bisnisnya sampai
aplikasi dilapangan! Lanjut ke aplikasinya aja, tapi kalo ada salah
mohon dikoreksi! maklumlah waktu sekolah gak pernah tune-in!
Bensin, banyak jenisnya dan dalam penetapan angka octane ada beberapa teknik! ada yang pake RON/ MON
dan ada juga yang memakai Fluid Catalytic Cracked Gasoline. Para
Engineer biasanya gak mau membandingkan hasil octane dari kedua teknik
tersebut karena rantai karbon yang berbeda. Ada juga dengan teknik
isomer-isasi (tapi hasilnya belum menemukan titik terang).
Di Indonesia orang umumnya menakar kualitas bensin dengan angka
octane (RON). ada yang berpendapat dengan angka RON tinggi, bensin lebih
tahan digebuk kompresi mesin yang tinggi. Lha pertanyaan yang sering
muncul begini “Bro, aku dah ganti bensin pake pertamax
kok masih ngelitik di RPM tinggi saat motor dibawa jalan?” Nah lo,
njawabnya gimana……….”padahal kalo RPM rendah oke2 aja, motor juga msh
STD”. Trus ngurutnya gimana nih?
Woke penulis sedikit basa-basi dulu deh, bensin
sebenarnya terdiri dari campuran n-heptana (RON 0) dan iso-octana (RON
100) dalam kondisi pure/murni! jadi kalo octane bensin 90 berarti 90%
iso octane dan 10%n-heptana..yah kira-kira begitu. berarti premium dan
pertamax bisa dicampur yak? kan cuma beda komposisi berat saja?! untuk
sementara jawaban seperti itu benar!
Lanjut lagi…..dalam prosesnya bahan bensin akan diblending dengan zat
additif. kalo ini tergantung perusahaan lho ya, karena setiap bensin
beda peruntukannya. pada bensol/avgas bensin ini akan ditambah Pb atau
timbal agar nilai octannya naik. pada premix atau super TT (jaman dulu)
bensin akan di mix sama MTBE…nah sekarang pun begitu antara premium,
pertamax dan pertamax + akan diblend dengan additif supaya rantai
hidrocarbon tidak sederhana lagi (lurus), dengan bercabangnya rantai
hidrocarbon akan membuat ikatan kimia semakin kuat, sehingga ketika
menerima kompresi tinggi O2 tidak akan mudah lepas! karena begitu lepas
dari ikatan carbon, oksigen akan memicu pembakaran meskipun busi belum
memantik (nyala). kalo mpe kejadian mesin ente ngelitik!
Diblend pakai mesin dan proses kimia yang rumit saja kualitas bensin
masih dipertanyakan kok…lalu bagaimana seumpama premium dicampur dengan
pertamax?! kalo nyampurnya sih nyampur tapi secara kimia tidak nyampur!
karena ikatan hidrocarbon telah berubah saat proses blending dan
refining! So jawaban pada statement diatas gak jadi benar dong?! monggo
diterjemahkan sendiri………
trus gimana jawaban dari pertanyaan pake pertamax masih ngelitik!?
Sebenarnya angka octane tidak diukur dari nilai RON saja karena RON
diukur pada beban rendah. Untuk mengukur pada beban tinggi digunakan
angka octane MON, selisih RON dan MON bisa mencapai angka 15! bayangin
aja jika pertamax itu angka RON 92 trus angka MON cuma 80, sementara
rasio kompresi mesin brother 10:1………cilaka 12, mesin bisa bubar!
perusahaan minyak indonesia sendiri tidak pernah merilis angka MON!
Bagi
yang penasaran ingin menentukan nilai MON dan RON bisa dicoba dengan
standart ASTM D 2700 (MON) dan ASTM D 2699
untuk RON. tetapi harusnya pihak yang berkompeten menghitung angka
octane dengan menjumlah nilai RON dan MON kemudian di bagi 2!
trus apa bedanya ya pake bensin kerang lebih irit dari pada bensin
keluaran kuda laut, padahal oktannya sama?!
dengan selisih angka RON dan
MON kecil maka konsumen tidak akan tertipu! kompresi yang sesuai dengan
oktane bensin tidak akan menimbulkan masalah ketika digeber pada RPM
tinggi, ato jika pengapian disetting advance/maju! ujung2nya tenaga yang
diperoleh sebanding dengan kalori BBM tersebut!
wah pasti muter2 ya penjelasannya……emang ribet kok! jadi jangan
merasa dibohongi ya kalo udah pake bensin bagus tapi tenaga tetep payah
di RPM tinggi. Pindah aja ama bensin yang nilai RON dan MON-nya gak
selisih jauh! Ngomong-ngomong dari beberapa penelitian kalori premium
dan pertamax tinggian premium! ada yang tahu data pastinya gak???
Sumber;
http://5osial.wordpress.com/2010/03/13/sudah-pake-pertamax-kok-masih-ngelitik-ron-dan-mon/
Sabtu, 20 Juli 2013
Testimoni Norival Diesel
Tony
Indo Jaya Sinergi (mmtc warehouse medan)
085261469755
061-77436666
Sebelum pemakaian Norival
Kapasitas Max: 2,5 ton - 2,8 ton (angkat beban)
Temperatur Forklift: 75 - 80 derajat c
Tekanan pedal gas: 90% - 100%
Asap knalpot: hitam tebal & kadang putih tebal
Beban angkat: genset "Cummins" open type, type engine "KTA19 G4",
weight "sktr 3,8 ton
Setelah pemakaian Norival Diesel
Kapasitas Max: 2,5 ton - 2,8 ton (angkat beban)
Temperatur Forklift: 60 - 65 derajat c
Tekanan pedal gas: 60% - 70%
Asap knalpot: putih kebiruan tipis
Beban angkat: genset "Cummins" open type, type engine "KTA19 G4",
weight "sktr 3,8 ton"
2. Toyota Fortuner Matic VNT 2012
Nama Pemilik : Nurwahidin Hasan
Tipe Mobil : Toyota Fortuner Matic VNT 2012
Genap
sdh sebulan pakai ND di fortuner matic vnt 2012. Seblomnya ane biasa
pakai aditif merek RL yg dibeli di ACE buat bantu improve mutu
solar/jaga kesehatan mesin sejak mobil keluar showroom.
Maklum,
meski pakai solar nonsubsidi seharga 10,500, tetap aja tuh solar biasa;
bukan DEX. Standar bbm mobil common rail hrsnya dex. Cuma dex di daerah
ane beharga 18,500. Berat amat dikantong.
Akhirnya
nyoba ND. Satu tutup btl masuk tanki lalu digelontor full tank pake
biodiesel yg bln lalu msh 4,500. Setelah jalan bbrp saat mulai terasa
reaksinya. Power terasa lbh berisi. Lag khas mobil matic hilang. Jalan
turun naik gunung and berliku khas daerah ane dilibas dgn enteng.
Biasanya
ditanjakan, persnelling pindah sendiri ke gear lbh rendah, kali ini
anteng aja di gear yg sama. Efek lainnya, mesin terdengar lebih halus
dan asapnya wangi. Hanya saja mungkin karna kaki ane gak bisa sopan
nginjak gas, efek iritnya blom ane dapatkan.
Dirumah ane, semuanya dah ane pakein nori dari mbl, motor seluruh anggota keluarga, ampe genset
Minggu, 14 Juli 2013
NORIVAL AGGRESSOR (LIMITTED EDITION)
Norival AGGRESSOR bisa bensin dan diesel....KOK BISA ??
Sudah banyak pihak instansi pemerintah meriset Atsiri sebagai aditif
bensin, dan juga sebagai aditif solar. Bahannya apa ? tetap atsiri kan ?
hehehe.
Norival Perfectum Catalysator tidak berpusat pada
sistem oktan atau cetane. Melainkan pada rantai kimia bbm nya sendiri.
Dalam hal bensin, mencegah gelitik melalui oktan. Namun menghilangkan
gelitik itu bisa di capai dengan cara lain tanpa harus oktan.
Dan sejak kapan Oktan menjamin hilang gelitik ? Pada saat kendaraan
kena beban....oktan itu kecil perannya. Karena MON sebagai pusat energi
bahan bakar itu yang sangat penting. Oktan tinggi bisa membebaskan
gelitik saat idle sampai beban ringan. Saat beban berat MON nya
rendah...NIKMATILAH GELITIKNYA....hehehhe.
Pada Diesel sendiri
terdapat beberapa unsur penting seperti flash point, viskositas,
particulate dan segala macam yang sangat penting disamping cetane.
Cetane yang tinggi tanpa di dukung unsur2 diatas, tidak ada ceritanya
mesin diesel bisa berfungsi baik.
Norival Diesel, Norival Gold,
Norival Platinum,Norival Silver, Norival Titanium....semua adalah karya
Norival yang sudah terbukti.
Lucu kalau ragu Norival Bisa
bensin Bisa Solar....wong faktanya Norival Diesel dan Norival bensin
sama2 pake minyak atsiri kok...hueheuheu.
Andaikata ragu ya silahkan gunakan Norival Diesel murni saja untuk mobilnya. Toh Norival Diesel juga tersedia kok.
Vendor Norival menepati janjinya. Membuatkan formula Norival Aggressor
dengan Minyak Atsiri KONSENTRAT TINGGi ( Kadar Oksigen pun tinggi / HIGH
OXYGENATED ).
AMAZING warnanya sampe sedikit kuning keemasan.
Cairan emas terwujud juga. Performanya joss. Sangat keemasan. Atsiri
kelas 1.
DOSIS BENSIN :
*** Kompresi < 10 : 1
- 1 tetes : 1 liter
- 1ml : 20 - 25 liter.
- 1 tutup botol : 60-70 liter
*** Kompresi 10 : 1 - 12,5 : 1
- 2 tetes : 1 liter
- 1 ml : 15 liter.
- 1 tutup botol : 40-50 liter
DOSIS DIESEL :
- 1 ml : 25 - 30 liter solar ( mesin std ). 1ml : 20-25 liter untuk mesin tekanan tinggi.
- 1 tutup botol : 70-80 liter ( mesin std ). 1ml : 60-70 liter untuk tekanan tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)